Kamis, 19 Oktober 2017

ANTIHISTAMIN

ANTIHISTAMIN

Anti histamin adalah zat yang digunakan untuk mencegah atau menghambat kerja histamin pada reseptornya. Histamin sendiri berasal  dari bahasa Yunani yaitu histos yang berarti jaringan, adalah autakoid yang berperan penting pada aktivitas organ tubuh baik pada proses yang fisiologis maupun patologis 
Klasifikasi
·         Antihistamin (AH) dapat dibedakan berdasarkan reseptornya dalam tubuh yaitu Antihistamin tipe 1 (AH 1), tipe 2 (AH 2), tipe 3 (AH 3), dan tipe 4 (AH 4). Namun hingga saat ini yang berkembang masih Antihistamin tipe 1 (AH 1) dan Antihistamin tipe 2 (AH 2). Antihistamin tipe 2 (AH 2) umumnya digunakan sebagai terapi gangguan gastrointestinal, sementara untuk kelainan kulit umumnya digunakan Antihistamin tipe 1 (AH 1).
·          AH1 dibedakan berdasarkan penemuannya dalam 2 kelompok atas dasar kerjanya terhadap SSP menjadi  generasi I dan II. AH1  generasi 1 lebih memiliki kemampuan sedativa daripada AH 1 generasi 2, karena sifat AH generasi 1 yang lebih lipid soluable, sehingga mudah masuk ke CNS dan memblokade reseptor otonom,sementara AH1 generasi 2 kurang lipid soluable sehingga sulit menembus CNS.

Rumus umum Antihistamin

Mekanisme kerja:
·         Antihistamin tipe H1 bekerja dengan cara competitif inhibitor terhadap histamin pada reseptor jaringan, sehingga mencegah histamin berikatan serta mengaktivasi reseptornya. (Fitzpatrick, Wolverton, Katzung Arndt) Ikatannya reversibel dan dapat digantikan oleh histamin dalam kadar yang tinggi. (Fitzpatrick, Katzung). Dengan menghambat kerja dari histamin, terjadi berbagai pengaruh yang ditimbulkan antihistamin, yaitu menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan edema yang disebabkan oleh histamin serta menghambat vasokonstriksi. Obat ini lebih efektif jika diberikan sebelum pelepasan histamin. Pada pemberian awal, antihistamin dapat  mencegah edema dan pruritus  selama reaksi hipersensitivitas, sehingga banyak keuntungan yang didapat jika digunakan untuk pencegahan urtikaria kronik idiopatik.Wilkin Antihistamin tipe H1 klasik ini juga memiliki  aktivitas antikolinergik, efek anestesi lokal,  antiemetik, dan anti mabuk perjalanan.(Fitzpatrick, Goodman and Gillman) Beberapa antihistamin tipe H1 mempunyai kemampuan untuk menghambat reseptor α-adrenergik atau reseptor muskarinik kolinergik, sedangkan obat lain mempunyai efek antiserotonin. (Fitzpatrick)

Antagonis H1 sering pula disebut antihistamin  klasik atau antihistamin H1,adalah senyawa yang dalam  kadar rendah da[at menghambat secara bersaing kerja histamine pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Penggunaan  mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca,misalnya radang  selaput lender hidung,bersin,gatal pada mata,hidung dan tenggorokan,dan gejala alergi pada kulit,seperti pruritik,urtikaria,ekzem,dan dermatitis.
Selain itu antagonis H1 juga digunakan sebagai antiemetik,antimabuk,antiparkinson,antibatuk,sedative,antipisikotif dan anastesi setempat. Antagonis H1 kurang efektif untuk pengobatan asma bronchial dan syok anafilatik. Kelompok ini menimbulkan efek potensial dengan alcohol dan obat penekan system saraf pusat lain. Efek samping antagonis H1 antara lain mengantuk,kelemahan otot,gangguan koordinasi pada waktu tidur,gelisah,tremor,iritasi,kejang dan sakit kepala. Secara umum antagonis H1 digunakan dalam bentuk garam HCl,sitrat,fumarat,fosfat,suksinat,tartrat dan maleat,untuk meningkatkan kelarutan dalam air. Berdasarkan stuktur kimianya antagonis H1 dibagi menjad beberapa kelompok yaitu :

1.     Turunan Eter Aminoalkil

Stuktur Umum : Ar(Ar-CH2)CH-O-CH2-CH2-N(CH3)2

Contoh :
1.      Difenhidramin HCl (benadryl),merupakan antihistamin kuat yang mempunyai efek sedatif dan antikolinergik,Senyawa ini digunakan untuk pengobatan berbagaia reaksi alergi seperti pruritik,urtikaria,ekzem,dermatitis atopik,rhinitis,untuk antipasmodik (antikolinergik),antiemetik dan obat batuk. Difenhidramin diikat oleh plasma protein 80 -98%,kadar plasma tertinggi dicapai 2 – 4 jam setelah pemberian oral,dengan waktu paro plasma ± 9 jam.
2.      Dimenhidrinat (Dramamim,Antimo) adalah garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8-kloroteofilin. Dimenhidrat digunkan untuk antimabuk,diberikan 1,5 jam sebelum berpergian,dan antimual pada wanita hamil.Efek parmakologis ini berhubungan dengan aktivitas dari difenhidramin.
3.      Karbinoksamin HCl (Clistin),mengandung satu atom C asimetrik yang mengikat dua cincin aromatik. Bentuk yang aktif adalah isomer levo dengan konvigurasi S karena dapat berinteraksi secara serasi dengan reseptor H1. Karbinoksamin menimbulkan efek sedasi yang lebih ringan disbanding difenhidramin.
4.      Klorfenoksamin HCl (systral) penyerapan dalam saluran cerna rendah sehingga untuk memperoleh efek sistematik diperlukan dosis cukup besar. Klorfenoksamin lebih sering digunakan secara setempat untuk antipruretik dan antialergi.Obat ini juga digunakan untuk analgesic karena mempunyai efek anastesi setempat.
5.      Klemestin Fumarat (Tavegyl) merupakan antagonis H1 kuat dengan masa kerja panjang. Efek antikolinergik dan penekan system saraf pusatnya kecil.Bentuk yang aktiv adalah isomer dekstro dengan puasat kiral membentuk konfigurasi R. Klamestin digunakan untuk memperbaiki gejala pada alergi rinitis,dermatosis,seperti pruritik,uritrakia,ekzem,dermatitis atau erupsi,dan sebagai antikolinergik.Klamestin diserap secara cepat dan sempurna dalam saluran cerna.Kadar plasma tertinggi dicapai setelah ± 5 – 7 jam,dengan masa kerja panjang ± 10 – 12 jam.
6.      Piperinhidrinat (Kolton),difenilpiralin 8-kloroteofilinat, digunakan terutama untuk pengobatan rinitis,alergi konjugtivitas dan demam karena alergi Dosis 3 – 6 mg 2 dd.

2.     Turunan Etilendiamin
Stuktur Umum : Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2

Contoh
1.      Tripelenamin HCl (azaron,Tripel),mempunyai efek antihistamin sebanding difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.Tripelenamin juga digunakan untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anastesi setempat.Efektif untuk pengobatn gejala alergi kulit,seperti pruritis dan urtikaria kronik.
2.      Antazolin HCl (Antistine) mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibanding turunan etilendiamin lain. Antazoin mempunyai efek antikolinergik dan lebih banyak digunakan untuk pemakain setempat dua kali lebih besar dibanding prokain HCl.Dosis  untuk obat mata : larutan 0,5%
3.      Mebhidrolinnafadisilat (Incidal,Histapan),Stukturnya mengandung rantai samping amenopropi dalam system heterosiklik karbonil dan bersifat kaku. Senyawa tidak menimbulkan efek analgesic dan anestesi setempat. Mehibdrolin digunakan untuk pengobatan gejala pada alergi dermal,seperti dermatitis dan ekzem,konjugtivitas,dan asma bronkial. Penyerapan obat dalam saluran cerna relatif lambat,kadar plasma tetinggi dicapai setelah ± 2 jam dan menurun secara bertahap sampai 8 jam.

3.      Turunan Alkilamin
Stuktur Umum : Ar(Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2
Contoh :

1.      Feniramin Maleat (Avil) merupakan turunan alkilamin yang mempunyai efek antihistamin H1 terendah.
2.      Klorfeniramin Maleat (Chlor –Trimeton = CTM.,Cohistan,Pehachlor) merupakan antihistamin H1 yang popular dan banyak digunakan dalam sediaan kombinasi. Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatic feniramin maleat akan meningkatkan aktivitas 20 kali lebih besar dibanding feniramin dan batas keamananya 50 kali lebih besar dibanding tripelinamin.Penyerapan Obat dalam saluran cerna cukup baik ± 70% obat terikat oleh protein plasma .Kadar darah tertinggi dicapai 2 – 3 jam setelah pemberian oral,dengan waktu paro plasma 18 – 50 jam.
3.      Deksklorofeniramin Maleat (Polaramine,Polamac) adalah isomer dekstro klorfeniramin maleat,mempunyai aktivitas yang lebih besar dibanding campuran resematnya
4.      Dimetinden Maleat (fenisitil) aktif dalam bentuk isomer levodigunakan untuk pengobatna pruritik dan berbagai bentuk alergi ,awal kerja cepat 20 – 60 menit setelah pembaerian oral dengan efek berakhir pada 8 – 12 jam.

4.     Turunan Piperazin
Turunan piperazin mempunyai efek antihistamin sedan,dengan awal kerja lambat dengan masa
kerja panjang ± 9 – 24 jam.

Contoh :
1.      Homoklorsiklizin (Homoclomin) mempunyai spectrum kerja luas merupakan antagonis yang kuat terhadap histamin,serotonin dan asetilkolin,serta dapat memblok kerja bradikinin slow reacting substance of anaphylaxis (SRS-A).Homoklorsiklizin digunakan untuk alergi dermal,seperti pruritis,ekzem dermatitis dan erupsi,serta alergi rinitis.Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik,kadar plasma tertinggi dicapai 1 jam setelah pemberian oral
2.      Hidroksizin HCl (Iterx),dapat menekan aktivitas daerah tertentu subkortikal system saraf pusat sehingga digunakan untuk memperbaiki gejala ketegangan dan kecemasan pada psikoneurosis dan sebagai sedative pada pramedikasi anestesi.Hidroksizin juga mempunyai efek antihistamin,bronkodilator,analgesic  dan antiemetik.Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat,awal kerja cepat ± 15 – 30 menit.Kadar darah tertinggi dicapai ± 2 jam setelah pemberian oral.dengan waktu paro plasma ± 12 – 20 jam.
3.      Oksatomid (Tinset) merupakan antialergi baru yang efektif terhadap berbagai jenis reaksi alergi.Mekanisme kerjanya berbeda dengan antihistamin klasik lainya yaitu dengan menekan pengeluaran mediator kimia dari sel mast,sehingga menghambat efeknya.Kerja antialergi lebih luas dibanding antihistamin klasik lainya yang hanya memblokade efek dari histamin. Oksatomid digunakan untuk pencegahan dan pengobatan alergi rinitis ,urtikaria kronik dan aergi makanan.Oksatomid juga untuk asam ekstrensik tetapi tidak untuk pencegahan. Pada umumnya diberikan

Klorfeniramin

                Klorfeniramin merupakan antihistamin sedatif dari golongan  alkilamin yang paling poten dan stabil. Setelah pemberian dosis tunggal per oral, klorfeniramin diabsorbsi dengan baik dan cepat pada saluran pencernaan, mencapai kadar puncak plasma dalam waktu 30-60 menit, melalui metabolisme pertama di hati dan di mukosa saluran pencernaan selama proses absorbsi, kemudian didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh termasuk susunan saraf pusat.(Jalbani, Murphy). Sebanyak 50% dari dosis yang diberikan diekskresikan terutama melalui urin dalam waktu 12 jam dalam bentuk asal dan metabolitnya.  (Murphy)
Lama kerja dari klorfeniramin adalah 4-6 jam.(Goodman and Gilman) Dosis yang diberikan 4-6 mg peroral dapat diberikan 3-4x/hari, dengan dosis maksimal 24 mg per hari baik pada anak-anak dan dewasa. (Arndt)
Sediaan:
-          Klorfeniramin elixir, 2 mg/5ml: 120 ml, 480 ml (Arndt)
-          Klorfeniramin tablet 2 mg dan 4 mg (Arndt)
-          Klorfeniramin retarded tablet 8 mg dan 12 mg (Arndt)
Difenhidramin

                Difenhidramin adalah derivat etanolamin yang sering digunakan dalam praktek sehari-hari, diabsorbsi dengan baik setelah pemberian per oral. Obat ini mengalami metabolisme pertama di hati, dan hanya 40%-60%  dari dosis pemberian yang mencapai sirkulasi sistemik, didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh, termasuk sistem saraf pusat. Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu kurang lebih 1-5 jam dan bertahan selama 2 jam. Waktu paruh bervariasi dari 2,4 sampai 10 jam. (Goodman and Gillman, Murphy)
Difenhidramin tidak dapat diberikan secara subkutan, intradermal atau perivaskular karena sifatnya yang iritatif dan dapat menyebabkan nekrosis setempat pada pemberian secara subkutan dan intradermal. Difenhidramin  tidak dapat menembus jaringan kulit yang intak pada pemberian secara topikal, bahkan dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas. (Murphy)
Dosis pemberian adalah 25 mg-50 mg per oral, dosis maksimal 300 mg/hari, dengan lama kerja 4-6 jam. (Arndt, Goodman and Gilman) Pemberian 100 mg atau lebih dapat menyebabkan hipertensi, takikardia, perubahan gelombang T dan pemendekan dari diastole. (Arndt)
Sediaan :
-         Difenhidramin kapsul 25 dan 50 mg (Arndt) 
-         Difenhidramin elixir (12,5 mg/5 ml): 120 cc, 480 cc (Arndt)
-         Difenhiramin injeksi (50 mg/ml) : 1 ml ampul
-         Difenhidramin spray : 60 ml (Arndt)

Hidroksizin


                Hidroksizin merupakan derivat dari piperazin, sering digunakan sebagai transquilizer, sedatif, antipruritus  dan antiemetik. Kadar  plasma biasanya dicapai dalam 2-3 jam setelah pemberian per oral, dengan waktu paruh  6 jam kemudian diekskresikan ke dalam urin. (Murphy)Hidroksizin merupakan obat pilihan untuk pengobatan dermatografisme dan urtikaria kolinergik, dapat digunakan sendirian ataupun kombinasi dengan antihistamin lainnya untuk manajemen pengobatan urtikaria kronis, urtikaria akut, dermatitis kontak, dermatitis atopik dan pruritus yang diinduksi oleh histamin. Lama kerja dari obat ini adalah 6-24 jam dengan dosis pemberian 10 mg sampai 50 mg peroral, setiap 4 jam.(Arndt)
Sediaan:
-         Hidroksizin tablet 10 mg, 25 mg, 50 mg dan 100 mg (Arndt)
-         Hiroksizin injeksi 25 mg/ml, 50 mg/ml (Arndt)
-         Hidroksizin sirup 10 mg/5ml: 240 ml, 480 ml(Arndt)



Pertanyaan
1.      Apa saja efek samping dari antihistamin ? dan sebutkan efek samping yang pada umumya paling sering timbul ?
2.      Sebutkan turunan Antihistamin H2 !
3.      Dari turunan antihistamin H1 manakah yang paling sering digunakan ?
4.      Bagaimana distribusi, metabolisme dan eksresi dari antihistamin ?
5.      Bagaimana anantagonis H2 dapat ditemukan ?
6.      Apa saja sediaan antihistamin yang sering digunakan di masyarakat ?
7.      Apakah antihistamin terdapat kontra indikasi dengan makanan dan obat lain ?


34 komentar:

  1. 1. efek umum yang sering terjadi
    Mengantuk, Pusing, Sakit kepala, Nyeri perut, Sulit buang air kecil, Penglihatan kabur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar yg dikatakan yanti, Biasanya efek sedatif / mengantuk yg paling kuat atau sering terjadi

      Hapus
    2. ya saya setuju dengan Yanti dan Sindy, namun efek mengantuk ini paling parah ditimbulkan pada antihistamin generasi pertama seperti CTM. Pada obat AH generasi kedua seperti cetirizine telah menimbulkan efek sedasi yang minim

      Hapus
    3. saya setuju dengan jawaban kak hilda, jadi pada AH generasi kedua efek sudah berkurang daripada generasi pertama

      Hapus
    4. saya sependapat, efek sedasi pada AH generasi kedua telah berkurang dimana obat ini dimodifikasi dnegan dibuat lebih hidrofil dibandingkan AH generasi pertama

      Hapus
  2. nmr 6 biasanya yg digunakan di pasaran adalah tablet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan biasanya yg sering digunakan oleh ibu hamil paling aman adalah loratadin

      Hapus
    2. biasanya dapat juga berupa sirup dan kapsul

      Hapus
  3. Saya akan mncoba mnjwab pertnyaan no 1 mngenai efek samping dari histamin yaitu Karena antihistaminika juga memiliki khasiat menekan pada susunan saraf pusat, maka efek sampingannya yang terpenting adalah sifat menenangkan dan menidurkannya. Sifat sedatif ini adalah paling kuat pada difenhidramin dan promethazin, dan sangat ringan pada pirilamin dan klorfeniramin. Kadang-kadang terdapat stimulasi dari pusat, misalnya pada fenindamin. Guna melawan sifat-sifat ini yang seringkali tidak diinginkan pemberian antihistaminika dapat disertai suatu obat perangsang pusat, sebagai amfetamin. Kombinasi dengan obat-obat pereda dan narkotika sebaiknya dihindarkan. Efek sampingan lainnya adalah agak ringan dan merupakan efek daripada khasiat parasimpatolitiknya yang lemah, yaitu perasaan kering di mulut dan tengg orokan, gangguan-gangguan pada saluran lambung usus, misalnya mual, sembelit dan diarrea. Pemberian antihistaminika pada waktu makan dapat mengurangi efek sampingan ini.

    BalasHapus
  4. no 6 antihistamin yang sering digunakan adalah Dexchlorpheniramine,Diphenhydramine (Benadryl) dan CTM.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya benar Tika, biasanya obat seperti CTM dan dipenhydramine digunakan untuk obat pilek karena pilek bisa timbul akibat adanya alergen dari lingkungan

      Hapus
  5. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Contoh Antihistamin H2 adalah sebagai berikut:
    1. Semitidin(Cimet, Corsamet, Nulcer, Tagamet, Ulcadine)
    2. Ranitidin ( Ranin, Ranatin, Ranatac, Zantac, Zantadin)
    3. Famotidin (Facid, Famocid, Gaster, Ragastin, Restidin)

    BalasHapus
  6. Pertanyaan no.7
    Kontraindikasi Antagonis H1
    1. Wanita hamil dan menyusui, kecuali prometazin, doksilamin, dan terfenadin dapat digunakan oleh wanita hamil.
    2. Asma terutama pada anak
    3. Pengemudi/orang yang menjalankan mesin, terutama generasi I
    4. Glaucoma dan hipertrofi prostat, terutama generasi I
    5. Gangguan kardiovaskuler dan hepatik, terutama penggunaan terfenadin dan astemizol

    Kontraindikasi Antagonis H2
    1. Penggunaan simetidin harus hati-hati pada orang tua dan gangguan hati.
    2. Hati-hati penggunaan ranitidin, famotidin, dan nizatidin pada wanita menyusui

    Daftar Pustaka
    Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

    BalasHapus
  7. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 4.
    Cetirizine adalah antihistamin dengan efek sedative yang rendah pada dosis aktif farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti alergi. Merupakan antagonis selektif reseptor H1, efeknya terhadap reseptor lain dapat diabaikan sehingga cetirizine hampir bebas dari efek anti kolinergik dan anti serotonin. Cetirizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dari reaksi alergi, mengurangi migrasi dari sel inflamasi dan melepaskan mediator yang berhubungan dengan “late allergic response”

    Absorpsi : cetirizine diabsorpsi dengan cepat dengan waktu mencapai konsentrasi maksimum dalam plasma (Tmaks) rata-rata 1 jam melalui pemberian tablet atau sirup pada orang dewasa. Jika relawan sehat diberikan multi cetirizine ( 10 mg sehari selama 10 hari),konsentrasi puncak plasma rata-rata (Cmaks) adalah 311 ng/ml. dalam penelitian tidak ditemukan akumulasi. Farmakokinetik cetirizine linier pada dosis oral berkisar antara 5-60 mg. Makanan tidak menimbulkan efek pada daerah bawah kurva (AUC) cetirizine, tetapi Tmaks mengalami penundaan 1,7 jam dan Cmaks menurun hingga 23% karena adanya makanan.
    Distribusi : Ikatan protein plasma rata-rata dari cetirizine adalah 93%, tidak tergantung pada konsentrasi dengan kisaran antara 25-1000 ng/ml, yaitu termasuk level terapeutik plasma yang diobservasi.
    Metabolisme : 70% ekskresi melalui urin (50% bentuk utuh) dan 10% melalui feses. Cetirizine mengalami metabolism lintas pertama (first-pass metabolism) yang rendah. Cetirizine dimetabolisme secara terbatas melalui O-dedikilasi oksidatif menjadi sebuah metabolit dengan aktivitas antihistamin yang tidak berarti.
    Eliminasi : Waktu paruh eliminasi pada 146 relawan melalui beragam studi farmakokinetik adalah 8.3 jam dan bersihan tubuh total dari cetirizine adalah kira-kira 53 ml/menit.

    BalasHapus
  8. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1
    Sama seperti obat-obat lain, antihistamin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang mungkin umum terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah:

    Mengantuk
    Mulut kering atau disfagia
    Pusing
    Sakit kepala
    Nyeri perut
    Sulit buang air kecil
    Mudah marah
    Penglihatan kabur

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya saya setuju dengan kak lista, namun yang paling sering muncul adalah efek mengantuk

      Hapus
  9. 2. Obat antagonis H2: cimetidine, ranitidine, famotidine

    BalasHapus
  10. 3. AH1 yang paling sering digunakan Loratadin, terfenadin, dan astemizol, obat-obat tersebut memiliki efek mengantuk sangat lemah.

    BalasHapus
  11. 4. dimetabolisme dihati dan diekskesikan lewat urin

    BalasHapus
  12. 5.Antagonis H2 adalah kelas obat yang menghalangi aksi histamin pada reseptor histamin H2 dari sel-sel parietal dalam lambung

    BalasHapus
  13. 6. Antihistamin yang saat ini menjadi perhatian para klinisi dan lebih mulai dipertimbangkan dalam penggnaan klinis adalah Cetirizine yang merupakan antihistamin yang sangat kuat dan spesifik. Cetirizine merupakan antagonis reseptor histamin-1(H1) generasi kedua yang aman digunakan pada terapi alergi. Selain mempunyai efek antihistamin, cetirizine juga mempunyai efek antiinflamasi. Efek antiinflamasi cetirizine terutama ditunjukkan melalui penghambatan kemotaksis sel inflamasi. Efek antiinflamasi cetirizine juga tercapai melalui penghambatan ekspresi molekul adhesi yang berperan dalam proses penarikan sel inflamasi

    BalasHapus
  14. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 5. Pengembangan AH2 didasarkan pada pengamatan bahwa AH1 tidak berefek pada peningkatan sekresi asam lambung yang disebabkan oleh histamin. Manipulasi molekular molekul histamin menghasilkan obat-obat yang menghambat sekresi asam dan tidak memperlihatkan efek agonis atau antagonis terhadap H1. Seperti reseptor histamin lainnya, reseptor H2 memperlihatkan aktivitas konstitutif, dan sebagian penghambat H2 adalah agonis inversa.

    BalasHapus
  15. Kontraindikasi Antagonis H1
    1. Wanita hamil dan menyusui, kecuali prometazin, doksilamin, dan terfenadin dapat digunakan oleh wanita hamil.
    2. Asma terutama pada anak
    3. Pengemudi/orang yang menjalankan mesin, terutama generasi I
    4. Glaucoma dan hipertrofi prostat, terutama generasi I
    5. Gangguan kardiovaskuler dan hepatik, terutama penggunaan terfenadin dan astemizol

    saya akan menambah kan Kontraindikasi Antagonis H2
    1. Penggunaan simetidin harus hati-hati pada orang tua dan gangguan hati.
    2. Hati-hati penggunaan ranitidin, famotidin, dan nizatidin pada wanita menyusui

    BalasHapus
  16. distribusi obat ini masuk ke peredaran darah, nantinya dimetabolisme di hati dan eksresi lewat urin setelah difiltrasi di ginjal

    BalasHapus
  17. saya juga akan menjawab pertanyaan nomor 3
    yang paling sering digunakan seperti,difenhidramina, loratadina, desloratadina, meclizine, quetiapine dan prometazine

    BalasHapus
  18. Pertanyaan no 1
    Efek samping antihistamin :
    Mengantuk.
    Mulut kering atau disfagia
    Pusing
    Sakit kepala
    Nyeri perut
    Sulit buang air kecil
    Mudah marah
    Penglihatan kabur
    Dan efek samping yang paling utama adalah mengantuk sehingga penggunaannya tidak dianjurkan untuk orang yang sedang berkendara dan menjalankan alat berat

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan mimi, efek yg paling sering timbul adalaah efek sedasi/mengantuk

      Hapus
  19. saya mencoba menjawab soal nomor 3
    Pada dasar nya yang paling sering digunakan seperti:
    1.difenhidramina
    2.loratadina
    3.desloratadina
    4.meclizine
    5.quetiapine
    6.prometazine

    BalasHapus
    Balasan
    1. namun juga ada efek-efek lain Thamrin,
      Efek Samping Antihistamin: Mengantuk adalah efek samping utama pada sebagian besar antihistamin golongan lama, walaupun stimulasi yang paradoksikal dapat terjadi meski jarang (terutama pada pemberian dosis tinggi atau pada anak dan pada lanjut usia). Mengantuk dapat menghilang setelah beberapa hari pengobatan dan jauh kurang dengan antihistamin yang lebih baru.

      Efek samping yang lebih sering terjadi dengan antihistamin golongan lama meliputi sakit kepala, gangguan psikomotor, dan efek antimuskarinik seperti retensi urin, mulut kering, pandangan kabur, dan gangguan saluran cerna.

      Efek samping lain yang jarang dari antihistamin termasuk hipotensi, efek ekstrapiramidal, pusing, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi, palpitasi, aritmia, reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angio-edema, dan anafilaksis, ruam kulit, dan reaksi fotosensitivitas), kelainan darah, disfungsi hepar dan glaukoma sudut sempit.

      Hapus
  20. Jenis-jenis antihistamin generasi pertama antara lain clemastine, alimemazine, chlorphenamine, cyproheptadine, hydroxyzine, ketotifen dan promethazine

    BalasHapus
  21. 5.Antagonis H2 adalah kelas obat yang menghalangi aksi histamin pada reseptor histamin H2 dari sel-sel parietal dalam lambung

    BalasHapus
  22. Terkait pertanyaan no 7, Obat ini bisa dikonsumsi oleh kebanyakan orang, tapi ada beberapa kalangan yang tidak direkomendasikan mengonsumsinya. Mereka adalah penderita diabetes, asma, epilepsi, gangguan ginjal, penyakit jantung, penyakit hati, dan tekanan darah tinggi. Antihistamin bisa memperburuk kondisi mereka. Jadi kemungkinan kontra indikasi dapat dengan obat-obat terkait penyakit tersebut.

    BalasHapus
  23. Sediaan antihistamin yg byk dikonsumsi masyarakat tentu tablet ya lola, namun trgantung dri keparahan inflamasi yg diderita. Jk inflamasi berat bsa inj dan tablet/oral. Namun jk pd kulit biasa merah bsa pakai sediaan topikal...

    BalasHapus
  24. Sediaan antihistamin yg byk dikonsumsi masyarakat tentu tablet ya lola, namun trgantung dri keparahan inflamasi yg diderita. Jk inflamasi berat bsa inj dan tablet/oral. Namun jk pd kulit biasa merah bsa pakai sediaan topikal...

    BalasHapus